Ini Dia Proyek Strategis Nasional yang Ada di Bekasi

Diposting pada 24 March 2021

Rumahbekasi.id, BekasiSebuah wilayah akan disebut sebagai wilayah yang maju jika terdapat aktivitas ekonomi yang padat dan infrastruktur yang maju.  Dengan padatnya aktivitas ekonomi masyarakat dan berkembangnya infrastruktur sebuah kawasan maka kemjauan dan pembangunan kawasan tersebut akan terus berlanjut. Melalui perkembangan wilayah yang pesat, maka kebutuhan akan lahan dan properti semakin tinggi. Akibatnya, investasi properti yang ditanamkan pada wilayah tersebut akan mendatangkan keuntungan yang lebih maksimal.

Syarat-syarat perkembangan dan kemajuan wilayah tersebut pada hari ini telah ada di Bekasi. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, Bekasi merupakan salah satu kawasan penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar untuk Indonesia. Termasuk dalam kawasan Koridor Timur Jakarta bersama Cikarang dan Karawang, Bekasi merupakan kawasan industri dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup itnggi. Rata-rata nilai Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di Kota Bekasi menembus 5,82% dari tahun 2013 sampai 2021, hanya pada tahun 2020 lalu akibat pandemi pertumbuhan ekonomi Bekasi hanya mampu mencapai 2,73% saja.

Industri yang ada di Bekasi juga terbilang sangat besar dengan adanya 4000 pabrik berskala nasional dan multinasional didirikan di kawasan ini.  Dengan tingginya kegiatan ekonomi di Bekasi, maka tak mengherankan bahwa kawasan ini terus menjelma menjadi kawasan metropolis yang maju.

Dari segi penduduk, Bekasi juga memiliki potensi yang sangat besar. Bersasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, Kota Bekasi, Jawa Barat, memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.464,719 . Bekasi Utara menempati urutan pertama dengan jumlah penduduk terbanyak di Kota Bekasi, yaitu 318.550 jiwa. Dengan jumlah penduduk yang besar Bekasi menjadi salah satu kawasan ekonomi raksasa di Indonesia.

Dengan berbagai potensi tersebut, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat terus mengembangkan kawasan ini dengan menggelar berbagai proyek strategis nasional di kawasan ini. Apa saja proyek strategis nasional yang ada di Bekasi? Simak selengkapnya di sini.

LRT Jabodebek Cawang Bekasi Timur

LRT Cawang–Bekasi Timur merupakan lintas pelayanan LRT Jabodebek yang menghubungkan Stasiun LRT Jatimulya dengan Stasiun LRT Cawang. Lintas ini memiliki jalur sepanjang 18,49 kilometer yang sepenuhnya merupakan jalur layang. Lintas pelayanan ini melayani setidaknya tujuh stasiun yang rencananya akan mulai beroperasi tahun 2022. Jalur ini rencananya akan dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia. Adapun lokasi stasiun LRT ini berada di Jatibening Baru, Cikunir1, Cikunir2, Bekasi Barat, dan Bekasi Timur.

Proyek LRT Jabodebek terus berjalan. Kereta layang ringan ini ditarget bisa beroperasi Juni 2021. Hingga kini Adhi Karya sebagai kontraktor sedang fokus mengebut konstruksi sistem lintasan rel. Saat ini rute Bekasi Timur ke Cawang bila ditempuh situasi normal membutuhkan waktu sekitar 45 menit, namun saat macet dapat mencapai 2 jam. Dengan menggunakan LRT berkecepatan rata-rata 60 km/jam, perjalanan dapat ditempuh hanya 28 menit untuk rute Bekasi Timur-Cawang. Artinya ada efisiensi waktu mencapai 1,5 jam atau sekitar 3 jam setiap harinya.

Jalan Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu

Jalan Tol Bekasi–Cawang–Kampung Melayu (disingkat Becakayu) adalah jalan tol berkonstruksi layang yang dibangun di atas sungai Kalimalang di kota Jakarta Timur dan Bekasi untuk mengurai kemacetan di sekitar Kalimalang. Jalan tol ini dimulai pembangunannya pada tahun 1996 oleh PT Kresna Kusuma Dyandra Marga, namun terhenti dua tahun kemudian akibat krisis moneter yang melanda. Jalan tol Becakayu menelan biaya investasi Rp 7,2 triliun, biaya konstruksi Rp 4,785 triliun, biaya pembebasan tanah Rp 449 miliar, dan masa konsesi 45 tahun (sejak SPMK). Investor dan pengelola Tol Becakayu adalah PT Waskita Toll Road, anak usaha dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang memegang 98,97 persen saham PT Kresna Kusuma Dyandra Marga.

Pada 3 November 2017, Presiden Joko Widodo meresmikan Seksi IB dan IC Tol Becakayu ruas Cipinang Melayu-Jakasampurna bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar. Setelah peresmiannya, tol ini tidak dikenakan tarif selama 2 pekan, setelah masa gratis tersebut berakhir ruas tol tersebut dikenakan tarif Rp14.000,00 untuk Golongan I. Rencananya tol tersebut akan ditambah sepanjang 2 km dan akan diperpanjang hingga Tambun.

Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek

Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Jakarta-Cikampek Elevated adalah jalan tol layang sepanjang 36,84 KM yang terletak di tengah Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Jalan Tol ini melintasi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Karawang. Jalan Tol Layang ini merupakan jalan tol layang terpanjang sekaligus jalan tol bertingkat pertama di Indonesia yang semakin memudahkan mobilitas masyarakat menuju ke Jakarta. Jalan Tol ini telah beroperasi pada tahun 2019 dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat di Bekasi dan Karawang.

Tol ini memisahkan jalur Bekasi-Jakarta-Cikarang dengan jalur perjalanan jauh menuju Cirebon. Keberadaan Jalan Tol ini akan mengurai kepadatan lalu lintas yang ada di Bekasi karena jalan Tol ini langsung terhubung dengan berbagai rute Tol lain seperti rute tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) I dan II. Sehingga akses ke berabagai kawasan baik di Jakarta maupun Jawa Barat akan sangat mudah dari Bekasi.

Jakarta Outer Ring Road (JORR) I dan II

Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) adalah rangkaian jalan tol yang melingkari bagian luar Jakarta yang telah terkenal sejak awal dasawarsa 1990-an. Jalan tol pertama yang dibangun dan kemudian menjadi bagian dari JORR adalah seksi Cikunir-Cakung pada tahun 1990. Saat ini, tol JORR sudah sampai gerbang tol Cakung yang termasuk kawasan Jakarta Timur.

JORR sendiri terbagi menjadi 4 bagian besar: ruas Pondok Pinang-Pasar Rebo dikelola oleh PT Hutama Karya (Persero), ruas Pasar Rebo-Rorotan dikelola oleh PT Jalantol Lingkarluar Jakarta, ruas Kembangan-Penjaringan dikelola oleh PT Jakarta Lingkar Baratsatu, dan ruas Kembangan-Ulujami dikelola oleh PT Marga Lingkar Jakarta yang merupakan anak perusahaan Jasa Marga. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta sebagai tujuan bagi warga Tangerang atau Jakarta yang menuju Bekasi, Bogor dan kota-kota di Pantura dan Jalur Selatan dan juga sebagai tujuan utama ke Depok atau tujuan utama bagi buat warga kota Tangerang Selatan ke Bekasi, Bogor, Depok dan kota-kota di Pantura dan Jalur Selatan.

Setelah adanya Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road I, Bekasi juga dilengkapi dengan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road II. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta merupakan rangkaian Jalan Tol yang menghubungkan berbagai wilayah di Jabodetabek. Jalan tol ini juga mempererat kesaling terhubungan berbagai Kota disekitar Jakarta termasuk Bekasi yang dilintasi oleh Jalan Tol JORR II. Jalan Tol ini melintasi Kota Jakarta Barat, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, hingga Kota Karawang. Dengan panjang 110,4 KM, JORR II akan semakin memudahkan mobilitas ke berbagai Kota Jabodetabek lainnya.

Tol Cimanggis Cibitung

Tol Cimanggis Cibitung adalah salah satu Tol yang dibangun untuk mengurai kepadatan transportasi industri khususnya di Koridor Timur Jakarta. Ruas tol Cimanggis-Cibitung dibangun dan dikelola oleh PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT), perusahaan patungan antara PT Waskita Tollroad, PT Bakrie Toll Indonesia dan PT Bakrie & Brothers Tbk. alan tol yang memiliki total ruas sepanjang 26,2 kilometer dan dibangun dengan investasi sebesar Rp 10,6 triliun akan terdiri atas Seksi I (Junction Cimanggis-On/Off Ramp Jatikarya) sepanjang 2,8 kilometer dan Seksi II (On/Off Ramp Jatikarya-Junction Cibitung) sepanjang 23,4 kilometer.

Jalan Tol Cimanggis-Cibitung merupakan bagian dari 6 ruas Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR II). Keenam jalan bebas hambatan yang merupakan bagian dari Tol JORR II yakni, Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran sepanjang 14,2 kilometer, Kunciran-Serpong sepanjang 11,4 kilometer, dan Serpong-Cinere sepanjang 10,1 kilometer. Kemudian, Cinere-Jagorawi sepanjang 14,6 kilometer, Cimanggis-Cibitung sepanjang 26,2 kilometer, serta Cibitung-Cilincing sepanjang 34 kilometer. Ruas tol tersebut akan terhubung langsung dengan Ruas Tol Jagorawi, seiring dengan dioperasikannya Gerbang Tol (GT) Cimanggis 4 dan 5.

Double-double Track (DDT) KRL Jakarta-Cikarang

Moda transportasi lain yang ada di Bekasi adalah KRL Commuter Line. Dengan rute yang akan diperpanjang hingga ke Cikarang, maka Bekasi menjadi salah satu kawasan penting yang menghubungkan Jakarta dengan Koridor Timur. Dalam proyek pembangunan yang melibatkan kerja sama antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah ini, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi optimistis dua proyek pembangunan infrastruktur di sektor perkeretaapian yang tengah dibangun yaitu Proyek Double Double Track/DDT (Jalur Dwi Ganda) KA Manggarai – Cikarang dan Proyek Light Rail Transit Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (LRT Jabodebek) akan semakin mengoptimalkan interkonektivitas angkutan massal di Jakarta dan sekitarnya. Menhub mengungkapkan progres pembangunan proyek DDT KA Manggarai–Cikarang sudah berjalan cukup baik dan ia meminta dilakukan percepatan-percepatan, misalnya terkait pembebasan tanah dan penyiapan integrasi antarmoda lainnya misalnya dengan kereta jarak jauh, KRL dan juga dengan Bus Rapid Transit (BRT) seperti TransJakarta.

Kereta Cepat Jakarta Bandung

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung digadang sebagai proyek High Speed Railway pertama di Asia Tenggara. Proyek ini yang diumumkan oleh pemerintah pada Juli 2015 ini akan menghubungkan Ibu Kita Jakarta dengan Bandung dan memperpendek jarak tempuh antar kedua kota ini. Proyek ini juga merupakan proyek pertama yang nantinya akan dihubungkan hingga ke Surabaya. Kereta Cepat juga menandai proyek Mega Urban Jabodetabek-Bandung yang nantinya akan membuka berbagai kesempatan ekonomi yang luas bagi masyarakat.

Sebagai sentra Industri terbesar di Asia Tenggara, Koridor Timur Jakarta akan menjadi titik temu Mega Urban Jabodetabek-Bandung yang ditandai dengan semakin terhubungnya Jakarta-Bandung melalui Kereta Cepat. Jalur kereta cepat sepanjang 142,3 kilometer itu akan dilengkapi dengan empat stasiun, yaitu Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. Untuk itu, pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengusulkan satu stasiun kereta cepat di sekitar pintu tol Bekasi Timur. Pasalnya, masyarakat setempat sangat membutuhkan transportasi massal yang memadai.

Jalur Rel Kereta Jakata-Surabaya Elevated

Kereta kencang Jakarta-Surabaya direncanakan mulai konstruksi pada tahun 2021. Moda transportasi ini juga akan melintas di jalur baru. Kereta cepat Jakarta Surabya ini akan melintasi jalur eksisting. Namun, jalur tersebut perlu direvitalisasi untuk menjadi lintasan kereta cepat. saat ini pemerintah tengah melakukan pra studi kelayakan dengan Jepang. Rencananya, ada 56 kilometer (km) jalur kereta cepat yang dibangun melayang (elevated).

Untuk merealisasikan rencana pembangunan proyek strategis ini, Pemerintah Indonesia juga akan meminta saran dari sisi teknologi kepada Korea Selatan sebagai pihak ketiga. Meski tidak terlibat dengan proyek tersebut secara langsung, Korea Selatan dinilai masih mempunyai kelebihan di bidang kereta cepat yang ada di negaranya.

Untuk penggunaan jalur Kereta, jalur standard gauge double track merupakan salah satu pilihan yang akan diambil oleh Pemerintah, dengan biaya investasi mencapai Rp 153 Triliun. Jalur yang dibangun tanpa flyover ini, kereta tersebut akan mempunyai kecepatan sekitar 190 km/jam, sehingga waktu tempuh hanya sekitar 3,5 jam saja. (ADR).

Another Prestigious Project by www.tera-damai.rumahbekasi.id

ImgWaNow